Panca Sraddha: 5 hal penguat kehidupan beragama

Om SwastiastuOm Awignamastu Namo SIddham


Panca Sradha


Sebagai Umat Hindu, kita harus mengetahui apa yang dimaksud dengan "Panca Sradha". Umat Hindu sedharma yang saya cintai, sebagaimana "Panca Sradha" tersebut secara harfiah berasal dari bahasa Sanskerta, yang terdiri dari 2 penggalan kata yaitu; Panca dan Sradha. Panca yang berarti 5 (Lima) dan Sradha yang berarti Keyakinan. Jadi, "Panca Sradha ialah 5 (Lima) dasar kepercayaan/keyakinan Umat Hindu.

Di dalam Panca Sradha, dibagi menjadi 5 bagian, yaitu:

  • Brahman
Brahman adalah kepercayaan kita terhadap Ida Sang Hyang Widi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa. Bagaimana umat Hindu dapat mempercayai adanya Ida Sang Hyang Widi Wasa? Adanya Ida Sang Hyang Widi Wasa dapat kita percayai lewat Tri pramana. Tri Pramana adalah 3 jalan ataupun cara kita untuk mengetahui hakekat dari kebenaran adanya Ida Sang Hyang Widi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa. Bagian-bagian dari Tri Pramana

1. Agama Pramana
    Agama Pramana adalah cara kita untuk mempercayai keberadaan dan adanya Tuhan Yang Maha Esa lewat berbagai kitab suci. Melalui kitab suci kita percaya bahwa Ida Sang Hyang Widi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa benar adanya karena kitab suci tersebut berasal dari sabda-Nya. Selain lewat sastra maupun kitab suci (Veda), juga lewat wejangan-wejangan suci para Pinandita, Para Acharya, Resi, Nabe maupun guru spiritual lainnya

2. Anumana Pramana
    Aumana Pramana adalah sebuah cara kita untuk mengetahui adanya Tuhan Yang Maha Esa melalu pemikiran dan juga perhiungan kita yang logis. Hal ini dapat diumpamakan pada sebuah gunung. Gunung yang meletus tersebut bukan tanpa sebab. Melainkan terdapatnya api ataupun magma yang bercampur gas-gas beracun ( Berbahaya) yang dapat mengakibatkan gunung tersebut meletus. Tidak mungkin gunung yang tidak memiliki magma dan dapur magmanya pasif bisa meletus. Tak berbeda dengan Tuhan. Tuhan pun seperti itu. Bagaimana manusia dapat hidup di bumi? Siapakah yang menciptakan alur tata surya yang sedemikian rupa dapat teratur dan berjalan dengan baik (Normal)? Siapakah yang menciptakan udara dan gas-gas yang ada di bumi ini, sehingga semua makhluk hidup dapat bernapas dengan lega? Tentu saja, ada suatu kekuatan yang melampaui batas manusia yaitu Ida Sang Hyang Widi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa itu sendiri.

3. Pratyaksa Pramana
    Pratyaksa Pramana adalah sebuah cara kita untuk mengetahui keradaan dan adanya Tuhan Yang Maha Esa lewat pengheliatan secara langsung sebuah objek. Jika kita melihat sebuah objek yang diciptakan oleh seseorang, maka kita percaya bahwa benda tersebut ialah ciptaan seseorang tersebut. Biasanya ini merupakan kejadian pribadi dengan mata kepala sendiri. Kita dapat melihat langsung ciptaan Ida Sang Hyang Widi Wasa itu  sendiri. Seperti planet, bintang, bulan dan makhluk hidup lainnya. Selain melihat dengan mata kepala sendiri, kita juga dapat mengetahui keberadaan serta adanya Ida Sang Hyang Widi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa dengan cara beryoga dan bersmadi dengan taat.

Itulah beberapa cara kita untuk meyakinkan diri bahwa Tuhan itu ada

  • Atma
Dalam Panca Sradha, Atman di sini memiliki arti bahwa kita percaya bahwa ada suatu energi dari percikan keci dari Ida Sang Hyang Widi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa yang dapat memberikan kehidupan pada raga kita ini. Tanpa Atma, kita tidak bisa hidup alias raga ini menjadi benda yang mati. Sejatinya, Atman tersebut ialah Tuhan sendiri, yang termuat dalam penggalan kalimat "Atman Brahman Aikyam" yang berarti Tuhan (Brahman) dan Atman itu sejatinya tunggal. Beberapa sifat yang terdapat  dalam Kitab Bhagawat Gita:

1. Achedya: Tak terlukai senjata
2. Adahya: Tak terbakar oleh api
3. Akledya: tak terkeringkan oleh angin
4. Acesyah: Tak terbasahkan oleh air
5. Nitya: Abadi
6. Sarwagatah: Ada di mana-mana
7. Sthanu: Tak berpindah-pindah
8. Acala: Tak bergerak
9. Sanatana: Selalu sama
10. Awyakta: Tak terlahirkan
11. Acintya: Tak terpikirkan
12. Awikara: Tak berjenis kelamin (Tak berubah dan sempurna)

Itulah beberapa sifat-sifat Atman dalam Kitab Suci Bhagawat Gita. 

  • Karma Phala
Kita sebagai Hindu wajib dan patuh tunduk kepada hukum alam. Mengapa demikian? Sangat jelas sekali, karena Karma Phala merupakan hukum kodrat yang sempurna, paling efektif dan kompatibel di dunia ini. 
Ada beberapa sloka yang berkaitan dengan Sradha ke 3 ini, yakni sebagai berikut:
- Dalam Slokantara dikatakan bahwa
Karmaphala ngaran ika phalaning gawe ala ayu
   Yang artinya: Karma phala artinya akibat (Pahala) dari baik buruknya suatu perbutan
Jadi, Karma Phala ini dapat dikatakan sebagai Hukum Aksi Reaksi. Apapun perbuatan yang kita lakukan, pastinya akan mendapatkan suatu hasil.
  • Punarbhawa
Punarbhawa secara harfiah berasal dari bahasa Samskrta yang terdiri dari 2 kata. Punar dan Bhawa. Punar yang artinya kembali dan Bhawa yang berarti lahir. Jadi, Punarbhawa artinya lahir kembali ke dunia. Mengapa kita lahir kembali ke dunia? Karena kita belum mencapai tujuan dari Agama Hindu. Yakni, Mokshartam Jagadhita Ya Ca Iti Dharma. Sebelum mencapai Moksa (kebebasan duniawi) maka seseorang harus mengalami kelahiran kembali. Moksa tersebut keadaan di mana Atman telah menyatu dengan Brahman dan tidak lagi mengalami ikatan Samsara keduniawian. Dengan ini, atma akan bebas dari hal-hal yang bersifat materialistis, dan menuju kemantapan rohani, maka atma berhak mendapatkan Moksa.

  • Moksha
Inilah sradha yang terakhir, yakni Moksa. Telah disinggung di dalam uraian Punarbhawa. Moksa adalah tujuan akhir dari Agama Hindu. Kita yang tinggal di Bali, pada saat ada krama adat ataupun seseorang di luar itu yang meninggal dunia, pasti saja mereka akan mengucapkan "Amor ring Achintya". Istilah ini sangat populer di kalangan masyarakat dalam berbela sungkawa. Diketahui, Amor yang berarti menyatu dan Achintya yang berarti Tuhan. Maka istilah ini berarti, semoga sang Atma dapat menyatu dengan Tuhan. Inilah tujuan Agama Hindu, sekaligus kepercayaan bagi umat.

Itulah 5 macam Sraddha di dalam Umat Hindu. Sejatinya Umat Hindu sadar, betapa mulianya kelima Sraddha tersebut. Ajaran ini seharusnya dijadikan sebagai alat memperkuat Kepercayaan kita kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Dari materi ini, saya akan mengembangkannya kembali ke dalam Pustaka Suci Bhagavad Gita, Agar umat mengetahui lebih jelasnya kelima Sraddha Hindu tersebut.

Terimaksih. Semoga bermanfaat. Bila ada kesalahan kata, saya memohon maaf sebesar-besarnya. Tunggu ulasan saya berikutnya mengenai hal-hal seni, budaya, dan Agama Hindu. Sampai jumpa

Om Shantih, Shantih, Shantih Om.

 

Comments